Jajan
merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh anak – anak di sekolah. Dalam aspek
kesehatan jajanan mempunyai aspek positif dan bisa juga bermakna aspek
negative. Mayoritas anak mempunyai keinginan untuk jajan karena dalam rentang
waktu antara makan pagi dan makan siang relative panjang sehingga anak – anak
memerlukan asupan gizi tambahan diantara kedua waktu makan tersebut. ( Khomsan,
Ali. 2006 . Solusi Makan Sehat )
Makanan
jajanan sering kali lebih banyak mengandung unsure karbohidrat dan hanya
sedikit mengandung protein, vitamin, dan mineral. Anak – anak yang banyak
mengonsumsi makanan jajanan perutnya akan merasa kenyang karena padatnya kalori
yang masuk ke dalam tubuhnya. Sementara zat gizi seperti protein, vitamin dan
mineral masih sangat kurang. ( Khomsan, Ali. 2006 . Solusi Makan Sehat )
Seharusnya,
peranan orang tua khususnya ibu memerhatikan jajanan anak di sekolah karena
beberapa pedagang melakukan tindakan menyimpang dari keamanan dan kualitas
jajanan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi dengan menyampingkan
aspek nilai kesehatan dan gizi yang dikonsumsi oleh anak – anak di sekolah.
Banyak
sekali penyimpangan yang dilakukan oleh pedagang seperti memberikan Bahan
Tambahan Makanan di jajanan. Bahan Tambahan Makanan seringkali sengaja
ditambahkan dengan tujuan untuk memperbaiki tekstur, rasa, penampakan, dan
memperpanjang daya simpan makanan. Penggunaan Bahan Tambahan Makanan secara
sembarangan dapat memunculkan gangguan kesehatan.
Bahan
Tambahan Makanan yang dapat memunculkan masalah kesehatan adalah Bahan Tambahan
Makanan yang mengandung bahan – bahan kimia atau biasa disebut sintesis. Bahan
– bahan kimia atau sintesis tersebut diantaranya seperti pewarna tekstil,
boraks dan formalin. Para pedagang biasanya menggunakan bahan - bahan kimia tersebut dengan alasan harganya
yang murah dan mendapatkan keuntungan yang banyak ketika jajanan nya nanti akan
dijual kepada konsumen.
Pewarna
tekstil seperti metanil yellow dan rhodamin B sering sekali digunakan para
pedagang nakal untuk mewarnai sirup, kerupuk, permen dan lain sebagainya.
Penggunaan boraks biasanya untuk membuat bakso, gorengan, kerupuk dan lain
sebagainya. Penggunaan formalin biasanya untuk tahu, mie dan lain sebagainya.
Pewarna
tekstil mengandung senyawa – senyawa yang bersifat karsinogenik ( menyebabkan
kanker ). Pedagang yang nakal sangat pintar sekali ketika mengolah makanan dan
minuman yang nanti akan dijajakan di setiap sekolah – sekolah. Mengapa pintar ?
karena pedagang tersebut sudah mengolah dan membungkus dengan cantik sedemikian
rupa agar tidak dicuragai bahwa jajanan yang mereka jajakan nanti mengandung
bahan – bahan kimia.
Inilah
mungkin alasan para pedagang menjajakan jajanan nya di sekolah – sekolah karena
anak – anak adalah sasaran yang paling mudah bagi pedagang makanan dan minuman
untuk memasarkan produknya karena anak – anak tidak mungkin ketika membeli
jajanan tersebut bertanya kritis dan aktif tentang kualitas jajanan tersebut
sehingga secara tidak langsung anak – anak tersebut setiap hari nya terpapar
bahan kimia yang berbahaya.
Peranan
orang tua sangatlah penting dalam masalah ini. Mulai dari sekarang berilah
pengetahuan terkait kualitas jajanan di sekolah kepada anak – anak agar mereka
mulai belajar dan sadar pentingnya akan kesehatan. Ada beberapa tips yang saya
berikan untuk membedakan mana yang mengandung Bahan Tambahan Makanan sintesis
dan alami. Bahan Tambahan Makanan sintesis biasanya mempunyai penampakan warna
yang cerah dan segar, tekstur makanan yang padat dan bau nya khas dan jika yang
alami biasanya penampakan warna nya yang agak pucat, tekstur makanan nya yang
lembut dan tak ada bau yang khas.
Mari,
tingatkan rasa kepedulian kita terutama peran orang tau untuk lebih
memperhatikan jajanan yang di jajakan di sekitar sekolah atau lingkungan rumah,
dengan cara memberikan bekal untuk anak ke sekolah, orang tua bisa mengikuti
seminar atau talkshow terkait keamanan pangan atau kesehatan anak, dan
memberikan edukasi dini kepada anak terkait jajanan sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar